Sangat sering kita mendengar dan membaca tulisan : " Lemah Cai " " Micinta Lemaj Cai " " Mumule Lemah Cai " dan seterusnya. " Lemah cai " dalam bahasa Sunda berarti " tanah air " atau " kampung halaman ". Secara lebih luas, " ngalemah cai " ( kembali ke tanah air ) bisa juga diartikan sebagai " kembali ke kampung halaman " atau " mudik ". Istilah ini sering digunakan dalam konteks seni dan budaya Sunda, seperti dalam lirik lagu atau sajak. Pertanyaan penting Pentingkah kita kembali ke " Lemah Cai " Tanah Air ?
TANAH AIR SEJATI
Posted by Zaki CJI, 31 May 2025
Lemah Cai Kuring Nu Sajati ( Apip Mustopa )
Join our WhatsApp channel for updates!
Follow usSangat banyak manusia Indonesia yang lahir, besar dan hidup berkembang sampai mati di Tanah Indinesia. Namun, walau ber- KTP dan berwarga asli bangsa Indonesia serta bersuku bangsa Nusantara dalam berpraktek hidupnya lebih banyak merusak bahkan menghancurkan Tanah Air Indonesia.
Tanah dirusak, disewakan, digadaikan sampai dijual kepada bangsa asing. Air pun diekploitasi untuk kepentingan usaha pribadi dan asing hanya demi keuntungan materi, bukan untuk kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia.
Jabatan dan pangkat tinggi serta gelar sungguh hanya jadi alat sangat efektif untuk memprrcepat pengrusakan dan penghancuran Tanah Air.
Semoga mulai tahun 2025 muncul dan menjelma di Indonesia seorang dan para pemimpin mulai RT, RW, Lurah/Kepala Desa, Camat, Kepala Dinas, Bupati dan Walikota. Juga Gubernur, Menteri sampai Presiden Indonesia yang benar - bensr serius : " Cinta Lemah Cai " dan " Ngamumule Lemah Cai " serta " Ngajaga Ngariksa Lemah Cai Nu Sajati "
Bandung, Sabtu, 31 Mei 2025
Muhammad Zaki Mubarrok
CEO CJI
Citizen Journalism Interdependen